Saturday, March 12, 2016

Untitled

Angin menerpa tubuhku.
Aku tetap di sana. Tidak bergeming.
Mataku memandang lurus ke depan. Badanku menggigil.

Sesaat sunyi.
Aku tetap berdiri sampai ia menghampiri dan berdiri bersamaku.
Lama ia memandangiku. Entah apa yang dibacanya dari wajahku.
Lalu, ia menggenggam tanganku.

Aku masih berdiri dan ia tetap menggenggam tanganku.
Ku pejamkan mataku untuk memastikan bahwa bukan sekedar mimpi.
Ketika ku buka mata, ia tetap di sana. Menggenggam tanganku dan memandangiku. Ku pastikan ini nyata.

Aku tetap berdiri dan memandang ke depan. Namun, ia mengganggu pikiranku. Ingin aku membalas tatapannya dan turut menggenggam tangannya. Tapi yang ku lakukan hanya diam. Tubuhku masih menggigil.

Ia tetap menggenggam tanganku dan memandang wajahku.
Aku tetap mengacuhkannya. Berusaha tak tertarik.
Aku tetap berdiri sampai akhirnya badai membuat tubuhku terhempas. Aku terjatuh dan ia dengan sigap menangkapku.

Ini berbeda.
Ia memancarkan ketulusan dan kehangatan.
Ingin ku raih semuanya, ingin ku ambil cahayanya.
Tapi, aku takut jika aku bergerak, ia akan segera pergi.

Aku tidak bisa menahannya lagi.
Aku menatap langsung ke matanya dan ia tersenyum padaku.
Sungguhkah ini untukku? Aku tak percaya.
Aku masuk dalam dekapnya yang hangat. Aku tak ingin berdiri sendirian lagi di sini. Memandang lurus ke depan seakan aku kuat dan bisa menghadapi segalanya sendiri.
Aku ingin ia tetap di sini merasakan degupan jantungku dan tak melewatkan satu degupan pun.

Tulisan lama ungkapan terima kasih karena sudah membuat saya percaya.